Kamu tau apa yang dirasakan wanita
kebanyakan? Mereka selalu merasa takut kehilangan. Iya. Merasa takut kehilangan
banyak hal. Hal yang mampu membuat hatinya merasa bahagia dan nyaman. Aku
pernah mersakan hal itu, dimana aku sangat takut kehilangan sesosok manusia
bernama kamu. Kamu. Manusia yang entah sejak kapan mengisi kekonsongan hatiku,
mengisi kisah abu-abu dalam hidupku.
Betapa
tidak? Kau hadir dengan lugunya entah karena takdir atau kebetulan. Dengan senyuman
polos yang seketika membuat segumpal darah yang bertugas merombak eritrosit itu
meraung-raung seperti sirene ambulance yang
sedang membawa pasien gawat darurat
ke sebuah rumah sakit perkotaan yag sangat padat penduduk.
Kini,
awal pertemuna kita akan selalu mejadi kenangan indah untukku, hanya
membayangkan senyuman tipismu waktu itu saja mampu melukis sebuah senyuman di
wajah aroganku. Emm, bagaimana denganmu? Apa hari itu menjadi hari istimewa
juga untukmu?
Hey kamu,
pernahkah sekali saja merindukan aku? Jangan tanya aku tentang rindu, dia
selalu tak bisa berdamai denganku. Ada saja alasan untuknya menyapaku setiap
saat, menyapa dengan wajah sendunya dan bahkan meneteskan air mata dan sesekali
merengek ingin bertemu denganmu. Emm terkadang aku kasihan padanya, tapi apa
dayaku, tak mungkin kulangkahkan kakiku dengan gagah menghampirimu, walau sangat
ngin tapi lagi-lagi banyak ketakutan yang harus ku hadapi. Ya, ketakutan. Kemudian
bermacam-macam pertanyaan muncul bak bulatan air yang muncul saat ia mendidih. Apa
dia ada disana? Dia dengan siapa ya? Apa dia juga merindukan aku? Apa tidak
apa-apa aku menghampirinya? Bagaimana kalau dia malu? Bagaimana kalau aku malah
mengganggunya? Bagaimana kalau dia tidak nyaman? Bagaimana kalau dia marah? Bagaiman
kalau dia mengusirku? Bagaiman akalau teman-temanya menertawakannya karena
tingkahku? Bagaimana kalau dia dijauhi teman-temannya karena aku
menghampirinya? Ahh, biasanya aku langsung megurungkan niatku itu dan mungkin
hanya sesekali bersikap manja dan mengirim pesan sok imut yang bertuliskan “Kurindu”
ataupun semacamnya dan seperti biasa kamu hanya akan membalas “jangan rindu”
Kamu aneh.
Iya. Tapi aku rindu. Ahh lupakan tentang rindu, rindu akan segera berlalu
dengan aku membayangkan tentang kita dimasa depan ataupun sesuatu yang sudah
kita lalui bersama. Aku berlebihan ya? selalu membayangkan yang belum terjadi tentang kita, ahh tapi aku suka. Oiya aku ingat, sudah lebih dari satu tahun sejak hari itu,
hari dimana kamu menghampiriku lalu turun hujan. Kamu ingat? Iya, hari itu
tanggal 19 November 2016. Hari dimana kamu bertanya tentang kita. Emm aku
bahagia saat itu hinnga saat ini. Apa kamu juga?
Aku sadar
setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Begitu juga dengan kita kan? Tapi
aku selalu memohon kepada Zat Yang Maha Pengasih agar perpisahan diantara kita
hanya akan terjadi karena takdirnya yang biasa disebut degan kematian. Dia tau
semua isi hatiku, semua ketakutan yang selalu membuatku resah selalu kuserahkan
padaNya, dan lagi-lagi Dia selalu bisa membuatku tenang. Tentang perpisahan kita
pun begitu, aku selalu menjadi tenang karena aku yakin dan sudah kuserahkan
semuanya padaNya, dan satu hal lagi, aku selalu memohon padaNya agar kita akan
diperteukan kembali di jannahNya. Tapi, aku tidak tau apa yang kamu minta
padaNya tentangku. Apa kamu juga meminta padaNya seperi apa yang kuminta
tentangmu? Em itu adalah rahasia dengan Tuhanmu.
Apapun
yang terjadi nanti ayo lewati nanti, sekarang nikmati dulu. Aku bersyukur
karena memilikimu. Terimakasih. Maaf, karena selalau menuntut banyak dan membuatmu
merasa tidak nyaman.
Yang aku
tau aku bahagia besamamu.
-Rts22-
Huuuhaaaaa..
BalasHapusSeperti hati yg sedang...
Hayooo apa