Perenalkan, Mas dan Harapanku

      Hi, sudah lama tak saling menyapa ya? kali ini aku menulis kisah dengan objek utama yang berbeda. Tak seperti tulisan-tulisanku sebelumnya, kali ini sosok yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini adalah laki-laki yang entah mengapa rasanya sangat sulit untuk kugapai. Perkenalkan, laki-laki berjenggot tipis yang menggemaskan dengan senyum dan tawa yang renyah, belum lagi nada suaranya yang lembut dan tak lupa tatapan matanya yang kadang memancarkan cinta namun juga terkadang memancarkan begitu banyak lelah yang ia rasa. Dia adalah Mas, laki-laki pemilik jakun sexy yang ingin sekali kupeluk dan kutiupkan nafasku di telinga atau di leher belakangnya. Sudah ya, rasanya kalau diteruskan akan begitu banyak kelebihan-kelebihan yang membuatku semakin merasa tidak ada apa-apanya.

    Mas dan aku pertama kali bertemu kurang lebih 8 bulan yang lalu, tepatnya bulan Agustus 2022. Namun komunikasi yang terjalin intens baru di mulai pada bulan Oktober 2022. Aku tidak pernah berekspektasi apapun pada awlanya, namun ssuaranya selalu terngiang di benakku. Tanpa kusadari tiap kali kami berjumpa  kulantunkan doa dan sholawat tanpa sepengetahuannya, yang pada beberapa waktu setelahnya Allah izinkan kami memiliki kesempatan untuk saling mengenal lebih jauh satu sama lain. Alhamdulillah, aku bahkan tidak pernah membayangkan aku akan menjadi perempuan yang memiliki keberanian seperti ini sebelumnya.

    Tentu tidak berjalan dengan mudah, yang kutahu baik saat itu maupun saat ini masih banyak keraguan dalam dirinya untuk melanjutkan hubungan ini menuju hubungan yang lebih serius. Entah itu karena banyak kekuranganku atau memang dari awal aku bukan orang yang dia inginkan. Aku juga tidak ingin menjadi beban dalam hidupnya dengan menuntut banyak hal darinya, aku hanya ingin dia selalu meluangkan waktunya untuku, sebentar saja, dengan senyum sumringahnya itu atau sekedar mendengar kata-kata lembutnya yang terdengar begitu menyayangiku agar aku selalu yakin bahwa aku masih menjadi pilihan pertama dalam berbagai opsi yang dia miliki.  

    Ada banyak hal yang ingin kulakukan bersamanya meski mungkin dia tidak. Ada yang berbeda dari dirinya belakangan ini, senyumnya, tatapan matanya, gestur tubuhnya, sikap dan perkataanya seolah meyiratkan bahwa dia ingin perlahan mengundurkan diri dari kehidupanku. Tapi semoga hanya prasangkaku saja. Mungkin dia sedang lelah dan tak ingin diganggu atau hanya sekedar mencari  rutinitas baru yang lebih menyegarkan. Ya intinya memang aku tak semenraik dan seberharga itu dimatanya. Apa mungkin harapanku saja yang terlalu besar?

Komentar