Apa kamu tau filosofi bunga matahari? Aku sudah tau
jauh sebelum hari dimana kamu memberikan bunga itu padaku. Kesetiaan. Iya,
itulah yang dilambangkan oleh bunga yang memiliki ratusan bahkan ribuan kelopak
dalam satu bunga itu. Aku harap aku dan kamu bisa mengaplikasikan nya dalam
hubungan ini.
Kamu memang bukan tipe lelaki yang romantis tapi aku tau
kamu lebih dari kata itu. Kamu hebat. Hebat dalam banyak hal, salah satunya
dalam hal menyayangiku. Aku tau, kamu punya cara tersendiri untuk menunjukkan
nya padaku walau kadang aku suka greget
sendiri menghadapi tingkah supermu itu yang membuatmu berbeda dari lelaki
kebanyakan.
Ingin sekali rasanya kuhabiskan waktuku ini bersamamu. Tersenyum,
tertawa, bergurau, bercerita, bergandengan tangan ataupun sekedar saling
mencubit. Akupun juga ingin menangis bersama dipelukanmu. Tapi aku sadar. Bukan
saat ini waktunya. Aku hanya perlu bersabar kan? Suatu hari nanti aku yakin
kita bisa melakukan semuanya bersama-sama mewujudan mimpiku, mewujudkan mimpimu,
dan mewujudkan mimpi kita. Iya aku percaya.
Hari itu saat kamu memberikan bunga itu padaku, ingin
rasanya aku memelukmu dan membisikan kalimat ini ditelingamu. Aku sayang kamu. Tapi,
lagi-lagi aku harus bersabar. Aku ingin semua terasa indah karena RidhoNya. Aku
percaya aku hanya perlu bersabar.
Harapanku terlalu jauh kah? Berharap disadigkan dengan
lelaki aneh sepertimu yang sering membuatku menangis dan marah kemudian
mebuatku merasa bersalah karena kemarahanku dan akhirnya memohon maaf
berkali-kali kepadamu. Tak peduli seberapa sering kamu membuatku menangis dan
tak peduli berapa kali aku harus memohon maaf padamu, yang aku tau aku
menyayangimu dan aku bahagia memilikimu.
Ada hal yang aku takuti, kamu tau apa? Aku takut kalau
suatu hari nanti aku tak menyilaukan lagi. Tak lagi menyilaukan seperti mentari
yang kamu sebut-sebut. Bagaimana kalau memang benar aku tak lagi menyilaukan? Apa
yang harus kulakukan? Lantas apa yang harus ku perbuat jika kamu menemukan
seseorang yang lebih menyilaukan disaat sinarku meredup? Aku takut. Takut tak
bisa melihat senyummu, takut tak bisa mendengar candamu, takut tak bisa
merasakan hadirmu.
Lagi-lagi keegoisanku muncul dan membuatmu merasa
terbebani. Maafkan aku yang terlalu menyayangimu. Aku, matahari kecilmu. Semoga
sinarku tak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun dihatimu.
-Rts22-
Komentar
Posting Komentar